MAKALAH MARAKNYA KORUPSI DI KALANGAN PEJABAT

MAKALAH MARAKNYA KORUPSI DI KALANGAN PEJABAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Makalah

Didalam penulisan makalah ini saya sebagai penulis akan memecahkan masalah yang terdapat di dalam makalah yang saya pilih berjudul “Maraknya Korupsi di Kalangan Pejabat”.

Gagasan mengenai penayangan wajah koruptor ditelevisi yang dilontarkan oleh Jaksa Agung, Sukarton Marmosudjono, SH pada bulan Desember 1989 kini menjadi kenyataan ketika pimpinan tertinggi lembaga penuntut umum itu menemui presiden Soeharto di Bina Graha, Jakarta, ada hari Senin tanggal 4 Desember 1989, pada prinsipnya gagasan tersebut telah disetujui.

Dalam kesempatan tersebut jaksa agung Sukarton Marmosudjono, SH kepada wartawan mengatakan bahwa rencana penayangan wajah koruptor di layar televisi merupakan salah satu bentuk sanksi moral, sehingga diharapkan akan timbul rasa jera bagi yang lainnya agar tidak melakukan tindak pidana korupsi di masa datang.

Untuk membenarkan program tersebut dari serangan-serangan yang dilancarkan oleh elit politik di kalangan supra struktur hukum dan unsur-unsur resmi yang duduk di dalam inner cycle supra structure politic dan pribadi-pribadi lainnya beliau menegaskan : Hakim Agung (Bisma Siregar) juga setuju, tapi Bronokos (mantan kepala Dispenda Bogor) tidak setuju karena dia koruptor. Brongkos tidak setuju karena penayangan itu akan mempermalukan pihak keluarga yang tidak terlibat.

1

Dengan munculnya kembali pemberitaan mengenai berbagai kasus korupsi di media masa pusat, mauun daerah, nampaknya berawal dari lemahnya sanksi hukuman yang dijatuhkan oleh badan yudikatif terhadap para koruptor. Kemudian hal itu dimanfaatkan dengan ide untuk menayangkan wajah koruptor ditelevisi agar tindak pidana tersebut secepatnya dapat diatasi. Dalam perkembangannya, sampai kini penyakit korupsi itu nampak demikian tangguh, baik secara kualitas maupun kuantitas jika diamati, di Indonesia sejak tahun 1957 telah dilakukan usaha membasmi koruptor. Dengan membuat peraturan yang kemudian diperbaiki agar lebih sempurna. Tetapi korupsi berjalan terus.

Pada awalnya, dengan dilatar belakangi oleh tekad untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, manusiawi, dan berwibawa, maka tahun 1959 dibentuk peraturan penguasa militer No. PRT / PM/ 06 / 1957 tentang pemberantasan korupsi. Sejak itu, timbullah istilah korusi dalam pengertian yuridis. Menurut peraturan tersebut, pengertian korupsi sangat luas sekali yaitu mencakup : pertama, perbuatan yang dilakukan oleh siapapun, baik untuk kepentingan diri sendiri, atau untuk kepentingan orang lain baik secara langsung atau tidak langsung menyebabkan kerugian bagi keuangan atau perekonomian negara.

Kedua, setiap perbuatan yang dilakukan oleh seorang pejabat yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah yang dapat membawa keuntungan bagi suatu badan.

Dengan rumusan yang demikian luas itu, ternyata perbuatan korupsi sulit dinetralisasi bahkan tindak koruptor semakin meningkat, baik secara kuantitas maupun kualitas.

Dengan begitu latar belakang dari makalah ini adalah membantu para pembaca untuk memecahkan dan mengetahui tentang maraknya korupsi di kalangan pejabat.

1.2. Alasan Pemilihan Judul

Penulis mempunyai alasan untuk memilih judul ini sebagai bahan pembuatam makalah, bahwasannya di setiap kalangan para pejabat tinggi memiliki kasus korpusi dan penulis ingin mengungkapkan bagaimana cara untuk menanggulangi korupsi di kalanga pejabat.

Jika mau yang lebih lengkap klik aja : disini

MAKALAH LINGKUNGAN HIDUP DAN PENCEMARAN

MAKALAH LINGKUNGAN HIDUP DAN PENCEMARAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Makalah

Dalam era industrilisasi yang disertai dengan globalisasi dewasa ini di beberapa negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Isu kualitas lingkungan hidup menjadi suatu permasalahan nasional yang perlu dicari jalan pemecahannya.

Kulitas lingkungan yang menurun disuatu negara akan sangat berpengaruh terhadap produk. Produk yang dihasilkan negara yang bersangkutan. Pengaruh yang erat hubungannya dengan penururannya kualitas lingkungan ialah produk pertanian, peternakan dan perikanan sehingga daya saling untuk keperluan ekspor di pasar internasional menjadi menurun. Selain itu, kualitas kesehatan penduduk yang tinggal di daerah lingkungan yang tercemar akan menjadi buruk dan berdampak pada menurunnya daya kreativitas penduduk.

Selain itu beberapa komponen yang sangat erat dalam kehidupan kita ialah udara yang kita hisap setiap saat dan air yang kita minum setiap hari. Udara dan air yang bersih sangat diperlukan untuk kesehatan sehingga dapat menunjang aktivitas kita untuk berkreasi dan menghasilkan hal yang positif. Tetapi sebaliknya, bila ada komponen utama tersebut tercemar, maka pencemarannya akan menimbulkan perubahan terhadap kualitas kehidupan kita begitu pula daya tahan tubuh terhadap infeksi penyakit. Semuanya itu akan berpengaruh terhadap penurunan produktivitas dalam berkarya.

1

1.2. Alasan Pemilihan Judul

Lingkungan tempat kitahidup sangat mempengaruhi kualitas kehidupan kita. Beberapa komponen yang sangat erat dalam kehidupan kita adalah udara yang kita hirup setiap saat dan air yang kita minum setiap hari. Udara dan air yang bersih sangat diperlukan untuk kesehatan sehingga dapat menunjang aktivitas kita untuk berkreasi dan menghasilkan hal yang positif. Tetapi sebaliknya bila ada komponen utama tersebut tercemar maka pencemarannya akan menimbulkan perubahan terhadap kualitas kehidupan kita. Kesehatan tubuh mulai menurun, penurunan produktivitas dalam berkarya dan lain sebagainya. Oleh sebab itu pencemaran lingkungan sangat buruk akibatnya terhadap kehidupan dibumi ini. Marilah kita sama-sama menjaga kualitas kebersihan lingkungan demi kelestarian kehidupan diplanet kita ini.

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dar pembuatan makalah saya ini adalah :

1. Untuk menambah nilai di bidang Bahasa Indonesia

2. Memenuhi tugas dan memenuhi standar kompetensi

3. Membuka maka para pembaca agar bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan hidup

4. Dan sama-sama melakukan pengawasan dan pencegahan pencemaran lingkungan.

Mau yang lebih lengkap klik aja : disini

MAKALAH KURANGNYA KESADARAN DAN PENGETAHUAN REMAJA TTG NARKOBA

MAKALAH KURANGNYA KESADARAN DAN PENGETAHUAN REMAJA TTG NARKOBA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Makalah

Dalam menyusun makalah ini penulis akan memecahkan masalah yang terdapat didalam judul makalah yang saya susun ini. Adapun latar belakang yang timbul dalam isi makalah ini adalah kurangnya kesadaran dan pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba.

Dalam rangka membuat makalah ini penulis menemukan dan melihat, mendengar dan membaca petunjuk dari buku perpustakaan, dengan begitu latar belakangnya adalah membantu para pembaca untuk mengerti lebih luas lagi megenai kurangnya kesadaran dan pengetahuan

1.2. Alasan Pemilihan Judul

Penulis mempunyai alasan untuk memilih judul ini sebagai bahan pembuatam makalah, bahwasannya di setiap kalangan para pejabat tinggi memiliki kasus korpusi dan penulis ingin mengungkapkan bagaimana cara untuk menanggulangi korupsi di kalanga pejabat.

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Dalam penyelesaian tugas makalah ini sudah tentu memiliki tujuan, dan tugas ini bertujuan untuk :

Untuk syarat kenaikan kelas

Menambah nilai tugas semester genap

Mengetahui lebih banyak lagi tentang kasus kropusi di kalangan pejabat tinggi

Mengetahui kemampuan diri dalam membuat makalah

1.4. Manfaat Penelitian Makalah

Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan

Melatih diri untuk bisa menyelesaikan tugas makalah

Untuk mengetahui cara menanggulangi korupsi

Untuk lebih lanjutnya klik : disini

BANK SOAL MATEMATIKA

BANK SOAL MATEMATIKA

Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d !

1. Suhu yang tertinggi dan terendah dari suhu-suhu : 290C, -50C, 150C, 270C, 380C adalah ………….

a. 150C dan -100C

b. 380C dan -50C

c. 380C dan -100C

d. 380C dan 290C

2. Susunan bilangan -5, -7 dan 11 dengan urutan naik yang benar adalah …..

a. -5, -7, 11

b. -7, -5, 11

c. 11, -7, -5

d. 11, -5, -7

3. “x lebih dari 3 dan x kurang dari 8” dapat ditulis …..

Untuk lebih lanjut klik : disini

PEMBERONTAKAN PKI 1948 M MADIUN

PEMBERONTAKAN PKI 1948 M MADIUN

Peristiwa Madiun (atau Madiun Affairs) adalah sebuah konflik kekerasan yang tedadi di Jawa Timur bulan September – Desember 1948. Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya negara Soviet Republik Indonesia pads tanggal 18 September 1948 di Madiun oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifuddin.Pada saat itu hingga era Orde Lama peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde Baru peristiwa ini mulai dinamakan pemberontakan PKI.

Bersamaan dengan itu ter adi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun yang tidak baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama.Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama) Tawaran bantuan dari Belanda

Pada awal konflik Madiun, pemerintah Belanda berpura-pura menawarkan bantuan untuk menumpas pemberontakan tersebut, namun tawaran itu jelas ditolak oleh pemerintah Republik Indonesia. Pimpinan militer Indonesia bahkan memperhitungkan, Belanda akan segera memanfaatkan situasi tersebut untuk melakukan serangan total terhadap kekuatan bersenjata Republik Indonesia. Memang kelompok kiri termasuk Amir Syarifuddin Harahap, tengah membangun kekuatan untuk menghadapi Pemerintah RI, yang dituduh telah cenderung berpihak kepada AS.

LATAR BELAKANG

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pads 17 Agustus 1945, muncul berbagai organisasi yang membina kader-kader mereka, termasuk golongan kiri dan golongan Sosialis. Selain tergabung dalam Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), Partai Sosialis Indonesia (PSI) juga terdapat kelompok-kelompok kiri lain, antara lain Kelompok Diskusi Patuk, yang diprakarsai oleh Dayno, yang tinggal di Patuk, Yogyakarta. Yang ikut dalam kelompok diskusi ini tidak hanya dari kalangan sipil seperti D.N. Aidit, Syam Kamaruzzaman, dll., melainkan kemudian juga dari kalangan militer dan bahkan beberapa komandan brigade, antara lain Kolonel Joko

Suyono, Letkol Sudiarto (Komandan Brigade III, Divisi III), Letkol Soeharto (Komandan Brigade X, Divisi III. Kemudian juga menjadi Komandan Wehrkreis III, dan menjadi Presiden RI), Letkol Dahlan, Kapten Supado, Kapten Abdul Latief dan Kapten Untung Samsuri.

Pada bulan Mei 1948 bersama Suripno, Wakil Indonesia di Praha, Musso, kembali dari Moskow, Rusia. Tanggal I I Agustus, Musso tiba di Yogyakarta dan segera menempati kembali posisi di pimpinan Partai Komunis Indonesia. Banyak politisi sosialis dan komandan pasukan bergabung dengan Musso, a.l. Mr. Amir Sjarifuddin Harahap, dr. Setiajid, kelompok diskusi Patuk, d1l.Aksi Baling menculik dan membunuh mulai terjadi, dan masing-masing pihak menyatakan, bahwa pihak lainlah yang memulai.Banyak perwira TNI, perwira polisi, pemimpin agama, pondok pesantren di Madiun dan sekitarnya yang diculik dan dibunuh.

Tanggal 10 September 1948, mobil Gubernur Jawa Timur RM Ario Soedo (RM Suryo) dan mobil 2 perwira polisi dicegat massa pengikut PKI di Ngawi. Ke 3 orang tersebut dibunuh dan mayatnya dibuang di dalam hutan.Demikian juga dr. Muwardi dari golongan kiri, diculik dan dibunuh. Tuduhan langsung dilontarkan, bahwa pihak lainlah yang melakukannya.Di antara yang menjadi korban juga adalah Kol. Marhadi yang namanya sekarang diabadikan dengan Monumen yang berdiri di tengah alun-alun Kota Madiun dan nama jalan utama di Kota Madiun.

Kelompok kiri menuduh sejumlah petinggi Pemerintah RI, termasuk Wakil Presiden Matta telah dipengaruhi oleh Amerika Serikat untuk menghancurkan Partai Komunis Indonesia, sejalan dengan doktrin Harry S. Truman, Presiden AS yang mengeluarkan gagasan Domino Theory. Truman menyatakan, bahwa apabila ada satu negara jatuh ke bawah pengaruh komunis, maka negara-negara tetangganya akan juga akan jatuh ke tangan komunis, seperti layaknya dalam permainan kartu domino. Olehkarena itu, dia sangat gigih dalam memerangi komunis di seluruh dunia.

Kemudian pada 21 Juli 1948 telah diadakan pertemuan rahasia di hotel “Huisje Hansje” Sarangan, dekat Madiun yang dihadiri oleh Soekarno, Matta, Sukiman, Menteri Dalam negeri, Mohamad Roem (anggota Masyumi) dan Kepala Polisi Sukanto, sedangkan di pihak Amerika hadir Gerald Hopkins (penasihat politik Presiden Truman), Merle Cochran (pengganti Graham yang mewakili Amerika dalam Komisi Jasa Baik PBB). Dalam pertemuan Sarangan, yang belakangan dikenal sebagai “Perundingan Sarangan”, diberitakan bahwa Pemerintah Republik Indonesia menyetujui Red Drive Proposal (proposal pembasmian kelompok merah). Dengan bantuan Arturo Campbell, Sukanto berangkat ke Amerika guns menerima bantuan untuk kepolisian RI. Campbell yang menyandang gelar resmi Atase, Konsuler pads Konsulat Jenderal Amerika di Jakarta, sesungguhnya adalah anggota Central Intelligence Agency – CIA

Diisukan, bahwa Sumarsoso tokoh Pesindo, pads 18 September 1948 melalui radio di Madiun telah mengumumkan terbentuknya Pemerintah Front Nasional bagi Karesidenan Madiun. Namun Soemarsono, kemudian membantah tuduhan yang mengatakan bahwa pads dia mengumumkan terbentuknya Front Nasional Daerah (FND) dan telah tedadi pemberontakan PKI. Dia bahwa FND dibentuk sebagai perlawanan terhadap, ancaman dari Pemerintah PusatPada 19 September 1948, Presiders Soekarno dalam pidato yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk memilih: Musso atau Soekarno-Hatta. Maka pecahlah konflik bersenjata, yang pads waktu itu disebut sebagai Madiun Affairs (Peristiwa Madiun), dan di zaman Orde Baru kemudian dinyatakan sebagai pemberontakan PKI.

AKHIR KONFLIK

Kekuatan pasukan pendukung Musso digempur dari dua arah: Dari barat oleh pasukan Divisi II di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Wilayah II (Semarang-Surakarta) tanggal 15 September 1948, serta pasukan dari Divisi Siliwangi, sedangkan dari timur diserang oleh pasukan dari Divisi 1, di bawah pimpinan Kolonel Sungkono, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Jawa Timur, tanggal 19 September 1948, serta pasukan Mobiele Brigade Besar (MBB) Jawa Timur, di bawah pimpinan M. Yasin.Panglima Besar Sudirman menyampaikan kepada pemerintah, bahwa TNI dapat menumpas pasukan­pasukan pendukung Musso, dalam waktu 2 minggu. Memang benar, kekuatan inti pasukan­pasukan pendukung Musso dapat dihancurkan dalam waktu singkat.

Tanggal 30 September 1948, kota Madiun dapat dikuasai seluruhnya. Pasukan Republik yang datang dari arah timur dan pasukan yang datang dari arah barat, bertemu di Hotel Merdeka di Madiun. Namun pimpinan kelompok kiri beserta beberapa pasukan pendukung mereka, lolos dan melarikan diri ke beberapa arah, sehingga tidak dapat segera ditangkap.Baru pads akhir bulan November 1948 seluruh pimpinan dan pasukan pendukung Musso, tewas atau dapat ditangkap. Sebelas pimpinan kelompok kiri, termasuk Mr. Amir Syarifuddin Harahap, mantan Perdana Menteri RI, dieksekusi pads 20 December 1948, atas perintah Kol. Gatot Subroto.


DALANG DARI PEMBERONTAKAN PKI 1948 DI MADIUN

Dalam literatur sejarah, sejatinya ada 4 teori besar yang menyebutkan siapa dalang dari peristiwa pemberontakan PKI di Madiun,yaitu:

Pertama, teori yang mengatakan, dalang Peristiwa Madiun adalah PKI. Menurut teori ini, Partai Komunis ingin merebut kekuasaan dari Pemerintah RI dengan cars menduduki Kota Madiun. Sebagaimana terungkap dalam dokumen yang diedarkan kalangan Partai Murba, PKI melakukan kerja sama dengan Front Demokrasi Rakyat (FDR) untuk menjadikan Indonesia berpemerintahan komunis. Di Madiun pula mereka membentuk “soviet” atau sistem pemerintahan model komunis Rusia. Muso adalah pemimpin dari pemberontakan di Madiun. Dengan tindakannya itu, dia dan kawan-kawannya dipandang telah “menusuk dari belakang” Republik yang sedang giat-giatnya berjuang melawan Belanda.

Kedua, teori yang mengatakan, pelaku utama Peristiwa Madiun adalah kabinet yang dipimpin Wapres Hatta. Pada pertengahan Februari 1948 Kabinet Hatta bermaksud melakukan “rasionalisasi” atau penciutan jumlah personel angkatan perang, antara lain guns mengurangi beban finansial “bayi” Republik. Dalam pelaksanaannya program rasionalisasi ini dilakukan oleh Divisi Siliwangi dan mendapat tentangan dari laskar-laskar rakyat, khususnya yang tergabung dalam Divisi Senopati yang berhaluan Kiri dan berRedudukan di Solo. Laskar-laskar itu merasa telah ikut berjasa dalam Revolusi, karena itu tak mau didemobilisasi begitu saja. Mereka bermaksud melawan program rasionalisasi. Dikatakan, dalam situasi demikian Kabinet Hatta sengaja memprovokasi kerusuhan di Solo dan Madiun, supaya ada alasan untuk menyingkirkan golongan Kiri.

Ketiga, teori yang mengatakan, provokatornya adalah Amerika Serikat (AS). Menurut teori ini, tanggal 21 Juli 1948 AS berinisiatif menyelenggarakan sebuah konferensi di Sarangan. Dalam konferensi yang dihadiri dua wakil AS, G Hopkins dan Merle Cochran serta Presiders Sukarno dan Wapres Hatta, dihasilkanlah dokumen Red-Drive Proposal. Konon, menurut dokumen berisi rencana pembasmian “kaum merah” itu, yang mau dibasmi bukan hanya orang­orang komunis, tetapi setiap unsur masyarakat yang antiimperialis. Pemerintah RI diminta melakukan pembasmian itu dengan imbalan 56 juta dollar AS..Dengan demikian dalam pandangan teori ini Peristiwa Madiun tak lain adalah bush provokasi AS dalam usahanya membasmi kaum Kiri dan unsur-unsur antiimperialis lain di Republik ini.

Keempat, teori yang mengatakan, “otak”-nya adalah Uni Soviet (US). Menurut teori ini, tidak bisa disangkal bahwa Peristiwa Madiun merupakan hasil rekayasa US melalui apa yang disebut Moscow Plot. Sebelum Agustus 1948, PKI tenang-tenang saja, tetapi setelah kedatangan

Muso-yang selama 20 tahun tinggal di Rusia-pada bulan itu partai komunis itu menjadi amat agresif dan dalam waktu singkat berhasil merekrut banyak pengikut. Kementerian Penerangan RI saat itu, misalnya, menuduh,,kedatangan Muso terkait erat rencana Moskwa untuk menguasai Asia Tenggara.

KELEMAHAN

Betapapun tampak meyakinkannya, teori-teori itu memiliki kelemahan masing-masing. Teori mengenai PKI sebagai datang Peristiwa Madiun misalnya, mengandung kelemahan mencolok. Ketika peristiwa itu pecah tanggal 18 September 1948, Muso dan para pemimpin PKI lain sedang ada di luar kota. Bila “pemberontakan” itu dipimpin Muso, seharusnya hari itu is ada di Madiun. Muso justru terkejut mendengar berita mengenai apa yang terjadi, dan baru tiba kembali di Madiun tengah malam. Sementara itu para pemimpin PKI yang lain justru tertahan di Yogyakarta. Selanjutnya dokumen-dokumen yang konon “ditemukan” dan kemudian disebarkan oleh Partai Murba, amat diragukan keasliannya, termasuk oleh Profesor Kahin yang sempat membaca sendiri berkas-berkas itu (Kahin: 1952).

Teori mengenai Kabinet Hatta sebagai pelaku utama Peristiwa Madiun pedu dipertanyakan. Bahwa kabinet itu merencanakan rasionalisasi dan khawatir akan meluasnya pengaruh komunis di Indonesia, itu jelas. Tetapi apakah berdasarkan rencana dan kekhawatiran itu lantas secara sengaja memprovokasi golongan komunis agar berontak supaya bisa disingkirkan, belum bisa dipastikan. Tentu Hatta tak menghendaki adanya perang saudara di tengah seriusnya ancaman militer Belanda yang slap melancarkan Agresi Kedua.

Teori provokasi Amerika terasa meragukan, antara lain karena cerita mengenai “Konferensi Sarangan” yang disebut-sebut sebagai dasar teori itu sebenarnya tidak pernah ada (Swift: 1989). Cochran yang dikabarkan sebagai salah seorang wakil AS dalam konferensi yang katanya berlangsung 21 Juli itu, baru tiba di Indonesia 9 Agustus 1948. Sementara itu, orang bernama “G Hopkins” yang dikatakan sebagai penasihat Presiders Truman itu mungkin hasil mengada-ada.

Teori mengenai rekayasa Moskwa jugs cukup meragukan. Ketika mendengar pecah Peristiwa Madiun, Moskwa justru kaget. Pemahaman Moskwa mengenai peristiwa itu baru datang belakangan hingga tanggal 25 September koran resmi US Pravda menurunkan berita singkat tentang apa yang terjadi di Madiun. Informasi lebih lengkap yang didapat Moskwa justru datang dari komunis Belanda, sehingga baru pada 15 Oktober koran itu menyampaikan tuduhan.


AKIBAT PEMBERONTAKAN PKI 1948 DI MADIUN

Setelah pemberontakan PKI di Madiun,Pada 20 September 1948 diadakan sidang Dewan Siasat Militer dipimpin PM/Menteri Pertahanan Hatta. Apabila tidak diadakan tindakan cepat menumpas PKI, Belanda akan melakukan intervensi. Angkatan Perang harus secepatnya. merebut Madiun kembali. Kolonel A.H. Nasution sebagai kepala staf Operasi MBAP menyanggupi merebut kembali Madiun dalam waktu dua minggu.

Perundingan diplomatik seusai Renville tidak berjalan lancar. Leijen Spoor, Panglima tentara Belanda yang meragukan penyelesaian sengketa Indonesia-Belanda melalui perundingan, sejak Februari telah merencanakan operasi militernya yang sewaktu-waktu dapat digerakkan untuk menuntaskan masalah secara militer once for all. Rencana strategi yang dinilainya berhasil memenangkan agresi militer pertama (1947) disiapkan

lagi, kah ini diberi sandi “Operatie Kraai”. Kekacauan di wilayah RI dan adanya pemberontakan PKI di Madiun dinilainya peluang strategic untuk melancarkan operasi militer besar: memadamkan pemberontakan komunis sekalian menamatkan riwayat RI.

Bila di Yogyakarta diadakan sidang Dewan Siasat Militer dipimpin PM Hatta untuk menumpas pemberontakan PKIMuso, maka pada tanggal yang sama di Jakarta diadakan perundingan pars pemimpin politik dan militer Belanda, dipimpin wakil wali negara, Abdulkadir Widjojoatmodjo.

Usul Jenderal Spoor untuk mempercepat agresi militer, disetujui. Diputuskan oleh sidang agar Abdulkadir mints izin kepada Pemerintah Pusat Belanda, agar diberi kuasa untuk segera bertindak, melancarkan operasi “Kraai”.

Ternyata Belanda urung melancarkan operasi militernya. Ini bukan karena Kabinet Belanda tidak merestui, tapi karena kalah cepat dengan operasi TNI. RRI Yogyakarta menyiarkan Brigade II Siliwangi dipimpin Letnan Kolonel Sadikin tanggal 30 September 1948 jam 04:00 petang membebaskan Madiun. Ini berarti kurang dari dua minggu dari rencana operasi yang bergerak 21 September 1948 itu. Tidak selang lama di Madiun bergabung pula Brigade S pimpinan Letkol Surahmat dari Komando Tempur Djawa Timur. Operasi militer selanjutnya membebaskan kabupaten-kabupaten yang dikuasai PKI, yaitu Ponorogo, Magetan, Pacitan.

Gerakan PKI Dipadamkan Pads akhir bulan Nopember 1948, seluruh operasi penumpasan PKI termasuk daerah-daerah sebelah utara Surakarta. yaitu Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lain-lain, selesai. Gerakan